Larangan Mencela Penyakit Demam

Semua orang pasti sangat menginginkan jasmani dan rohaninya dalam keadaan sehat. Namun tetap saja, dalam kondisi tertentu insan tidak bisa mengelak dari penyakit tertentu. Kondisi tersebut membuat tubuh lemah dan lesu sehingga tidak bisa melaksanakan acara atau ibadah. 

Salah satu penyakit yang pasti pernah dialami oleh insan yakni demam. Kondisi tubuh yang panas membuat pengecap tidak enak menelan sesuatu. Alhasil, dalam beberapa waktu seseorang harus istirahat bila menderita sakit ini.

Meski semua rasa makanan pahit, tubuh panas sampai menggigil, namun insan tidak boleh mencela penyakit yang satu ini. Pasalnya ada keistimewaan  yang jarang diketahui dari penyakit demam. Bahkan Rasulullah SAW marah ketika ada orang yang mencela demam. Mengapa demikian? 

Manusia memang sulit untuk berbaik sangka terhadap bencana alam yang diberikan Tuhan SWT kepadanya. Seperti misalnya ketika mengalami sakit demam. Memang kondisi ini membuat tubuh begitu tidak enak.

Suhu tubuh tinggi dan menyebabkan rasa meriang, rasa makanan tidak enak, serta lemah dan lesu merupakan hal-hal yang dialami ketika mengalami sakit demam. Namun tidak dapat dipungkiri, bila insan pasti akan mendapatkan jatah penyakit ini.

“demam yakni episode jatah seorang mukmin dari neraka” Dari Munad Ibnu Syihab dan dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari

Tidak jarang beberapa diantara kita begitu marah ketika mengalami sakit ini. Misalnya dengan pernyataan-pernyataan berikut ini.

“Kenapalah harus demam, lagi banyak kerjaan, sekarang jadinya tidak bisa apa-apa”

“Ya Tuhan gak enak sekali rasa tubuh ini, gak mau sakit ini lagi ya Allah, ”

Dan masih banyak lagi pernyataan yang diungkapkan ketika mengalami sakit demam. Mungkin hal ini menjadi salah satu ungkapan karena sudah cukup stres mencicipi demam.

Namun bila kita bisa bersabar, gotong royong ada begitu banyak kebaikan yang Tuhan berikan pada penyakit ini. Seperti kata Rasulullah SAW dalam hadist riwayat Muslim berikut ini.

Jabir ra. menginformasikan bahwa Nabi Muhammad SAW masuk ke rumah Ummu Saib atau Ummu Musyyab, lalu bertanya . “Mengapa engkau menggigil wahai Ummu Saib?”

“Sakit pnas, ya Rasulullah” Jawab Ummu Saib. Lalu katanya “Semoga Allag tidak memberkahinya”

“Janganlah engkau mencela penyakit demam,” cegah Rasul “Sebab sesungguhnya penyakit itu dapat menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tiupan api pande (tukang las) dapat menghilangkan karat-karat besi” (HR Muslim).

Berdasarkan pendapat ulama, hadist ini terang mengatakan bahwa demam yakni penggugur dosa. Sehingga sangat sombong sekali insan bila mencela penyakit ini. Namun demikian, kita tidak diharuskan pasrah begitu saja tanpa ikhtiar untuk berobat. Rasul juga  menunjukkan obat atau penawar ketika insan mengalami demam.

"Demam berasal dari kepanasan api neraka yang mendidih, maka padamkanlah ia dengan air". (Hadith riwayat Bukhari dan Muslim)

Jika sudah ditakdirkan sembuh, Tuhan pasti akan mengangkat penyakit tersebut serta mengangkat dosa-dosa kita. Secara medis, demam juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh.

Dan telah terbukti secara ilmiah bahwa dikala demam kadar zat interferon meningkat dengan persentase yang besar. Sebagaimana terbukti pula bahwa zat yang diproduksi oleh sel darah putih ini dapat mematikan virus yang menyerang tubuh dan menjadikan tubuh lebih bisa untuk membentuk antibodi yang melindungi tubuh (dari penyakit).

Selain itu, telah terbukti bahwa zat interferon, yang keluar dalam umlah yang berlimpah selama demam tidak hanya membersihkan tubuh dari virus dan basil saja, akan tetapi ia meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan (meningkatkan) kemampuannya untuk membasmi sel-sel kanker semenjak awal sebelum kemunculannya, yang pada alhasil hal tersebut melindungi tubuh dari munculnya (tumbuhnya) sel-sel kanker yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

Oleh alasannya yakni itu beberapa dokter berkata bahwa kita merasa senang dengan adanya demam pada kebanyakan penyakit, sebagaimana seorang pasien merasa senang dengan kesembuhannya. Maka jadilah demam dalam penyakit tersebut lebih bermanfaat daripada minum obat.

Semoga kita selalu berprasangka baik terhadap takdir Tuhan termasuk ketika diberi cobaan dengan penyakit demam.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Larangan Mencela Penyakit Demam"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top